Penyandang Cacat Perlu Uluran Tangan : tidak akan berkurang apa yang kita berikan melainkan akan dilipatgandakan.
BALIKPAPAN, Bulan Suci Ramadan 1438 H membawa berkah dan rezeki bagi para penyandang cacat (disabilitas) dan keluarga miskin (gakin) dan bantuan biaya pengadaan kaki palsu yang membutuhkan di bulan yang berlimpah pahala dan keberkahan ini, perhatian terhadap penyandang disabilitas dan gakin itu dirasakan oleh penyandang disabilitas dan gakin di w ilayah Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Bantuan diserahkan langsung oleh kepala Cabang PT. Baruna Raya Logistics Balikpapan dan Staff dan Ketua kelompok social BRBU bersama Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) AN Niera Balikpapan Utara.
Ibu Ety “Alhamdulillah, anak-anak dan saudara saya yang menyandang disabilitas kebagian paket Ramadhan dan PT, BRL bersama BRBU merupakan satu-satunya pemerhati disabilitas, karena masih sangat jarang perusahaan yang pedulidan datang berbaur dengan para penyandang.” Ujarnya pada Jumat sore kemarin (16/6/2017). Lebih lanjut disampaikan “Mereka harus diperhatikan dan dicarikan donatur karena tidak bisa mencari uang untuk menafkahi dirinya,” terang ibu Ety.
Para penyandang disabilitas dan gakin mendapat bantuan sembako untuk persesiaan hari raya Idulfitri 1438H dan merekapun berharap agar para disabilitas dan gakin terus mendapat perhatian dari donatur atau kalangan warga yang mampu. “Hari-hari biasa, mereka tidak bisa mencari nafkah karena sudah lemah tak bisa bekerja. Semoga bantuan sembako untuk mereka tidak hanya di bulan puasa. Setiap hari seharusnya ada bantuan dari donatur untuk warga kami yang kekurangan ,” harapnya.
Perhatian dan rasa empati bagi para penyandang cacat terutama kepada penyandang cacat berat, memang patut kiranya diberikan, terutama jika ternyata para penyandang cacat tersebut adalah warga yang benar-benar tidak mampu yang kebanyakan hanya bisa menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang lain, tentu juga muncul kekhawatiran jika mereka nantinya menjadi objek eksploitasi para oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kecacatannya untuk dijadikan sebagai pengemis yang memang tidak bisa mandiri akibat cacat tersebut
Untuk itulah dibutuhkan penanganan dan perhatian yang tulus ikhlas agar mereka bisa menjadi warga yang baik dan bisa bertahan, kendati mereka tidak mampu berbuat banyak bagi diri sendiri apalagi orang lain.
Jumlah penyandang cacat berat yang ada di Kota Balikpapan, cukup banyak mencapai seribu lima ratusan orang sebagaimana disampaikan ketua pemerhati difabel ibu Yeti